Apa Makna Busana Peranakan Abdi Dalem Keraton Jogja, Ini Penjelasannya
Senin, 27 September 2021 12:34 WIB
JATIM.POSKOTA.CO.ID - Ciri khas abdi dalem Keraton Yogyakarta terletak pada pakaian khas, yang disebut busana peranakan. Asal kata Peranakan dari diper-anak-kan, artinya menjadi abdi dalem akan dianggap seolah satu saudara yang dilahirkan dari seorang ibu.
Semua abdi dalem pakaiannya sama, dan menjalankan tugas tanpa mengenakan alas kaki. Sedangkan untuk abdi dalem wanita tidak boleh memakai perhiasan, semua ini bertujuan untuk meniadakan perbedaan antara miskin dan kaya, semua setara kedudukannya.
Di samping itu didalam keraton, abdi dalem dipanggil dengan sebutan “kanca” yang berarti teman atau saudara.
Abdi Dalem
Pakaian harian abdi dalem pria di Keraton Yogyakarta mempunyai makna yang tersirat, Lurik warna biru tua, bermakna kedalaman samudra. Garis lurik tiga-empat (telupat) berarti kewulu minangka prepat atau direngkuh sebagai saudara sesama abdi dalem.
Ada 6 kancing di bagian leher berarti rukun iman, adapun 5 kancing di ujung lengan panjang berarti rukun islam.
Belahan kancing di tangan bertujuan memudahkan untuk berwudhu, disebut Belah Banten.
Terdapat 2 bagian besar abdi dalem, yaitu Punakawan dan Keprajan.
Abdi dalem Punakawan merupakan abdi yang berasal dari kalangan masyarakat umum, sebagai tenaga operasional yang menjalankan tugas keseharian di dalam keraton.
Dan dibagian ini masih dipisahkan dalam 2 golongan, yaitu abdi dalem Punakawan Tepas dan abdi dalem Punakawan Caos.
Abdi dalem Punakawan Tepas mempunyai jam kerja selayaknya pegawai yang bekerja di kantor, sedangkan abdi dalem Punakawan Caos hanya menghadap ke keraton setiap periode sepuluh hari sekali.
Hal ini dilakukan untuk menunjukkan tanda hormat dan kesetiaan sebagai abdi.
Abdi Dalam
Sedangkan abdi dalem Keprajan adalah mereka yang berasal dari TNI, Polri, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diterima dan diangkat sebagai abdi dalem.
Pada umumnya abdi dalem Keprajan adalah orang-orang yang telah memasuki masa pensiun kemudian mendarmabaktikan waktu, ilmu dan tenaganya untuk membantu keraton secara suka rela.(GG)**