100 Siswa MIN 2 Makassar Ikuti Penamatan, Dua Orang Ternyata Sangat Bahagia

Sabtu, 19 Juni 2021 09:43 WIB

Share
Muh. Daffa Ij'lal HR saat disematkan tanda penamatan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar Dr H M Arsyad Ambo Tuo. Foto: Haludin
Muh. Daffa Ij'lal HR saat disematkan tanda penamatan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar Dr H M Arsyad Ambo Tuo. Foto: Haludin

JATIM.POS KOTA.CO.ID Ternyata dari 100 orang "Alumni Corona" siswa Madrasyah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Makassar yang mengkikuti penamatan, Kamis 17 Juni 2021, dua diantaranya sangat bahagia. 

Dua siswa itu masing-masing Syifa Aulia Hajar dan Muh Daffa Ij'lal HR (kelas VI. a).

Syifa Aulia Hajar tercatat sebagai peraih juara umum satu dari 10 besar juara. Sedangkan Muh. Daffa Ij'lal HR, penamatan itu merupakan kado ulang tahunnya. Sebab, sehari sebelum acara penamatan yakni 16 Juni 2021,  dia genap berusia 12 tahun. 

"Ini boleh dibilang merupakan kado ulang tahun putra saya, "ujar Rina Mutiara, Spd.I yang juga salah seorang guru di MIN 2 Makassar disela-sela acara penamatan 17 Juni 2021 di Aula Hotel Dalton, Sudiang - Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Rina Mutiara sendiri, Sabtu, 19 Juni 2021, berada di Rumah Sakit Permata Hati, Makassar untuk menjalani operasi mioma.

Penamatan peserta didik MIN 2 Makassar tahun ajaran 2020/2021 ini selenggarakan oleh orang tua siswa dan yang ditunjuk sebagai ketua pantia adalah Rahmawati Bahrun, orang tua siswa. Semua kegiatan penamatan dilakukan oleh oran tua siswa, Kepala MIN 2 Makassar H. Aliyas Thayyeb, S. Ag, MM.

Penamatan tahun ini benar-benar dapat dikatakan sebagai alumni Corona karena selama satu tahun, mereka ful berlajar di rumah dengan cara virtual sama bapak/ibu guru mereka. Itu diakui oleh Kepala MIN 2 Makassar H. Aliyas Thayyeb, S.Ag, MM.

"Ini bemar-benar alumni Corona, "tandas  H. Aliyas Thayyeb kala itu.

Meski pada acara penamatan, seluruh siswa, orang tua/wali, dan guru-guru sedang bergembira, tapi sepintas terlihat dari wajah mereka, baik siswa, orang tua/wali, dan guru ada rada-rada sedih.

Sebab, para siswa itu tak lama lagi akan pergi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni sekolah menengah pertama.

Halaman
Reporter: Haludin
Editor: Jayadi
Sumber: Liputan Poskota Jatim
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler