Bupati Sidoarjo Ancam Copot Kepala Puskesmas, Terkait Isu Miring BPJS Kesehatan

Kamis, 10 Juni 2021 14:34 WIB

Share
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor./Dok.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor./Dok.

JATIM.POSKOTA.CO.ID Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor membantah terkait adanya warga yang tertolak saat akan berobat, baik di puskesmas maupun klinik-klinik swasta rekanan BPJS. "Puskesmas mana, bohong itu siapa yang ngomong. Ayo sebutkan puskesmas mana, sebut saja siapa yang ngomong apa mau saya copot kepala puskesmas nya," tegas Muhdlor dengan nada tinggi, Kamis (10/6/21).

Seperti disebutkan, bupati menekankan, peserta BPJS kelas III wajib mendapatkan pengobatan gratis disejumlah rumah sakit dan puskesmas di Sidoarjo hanya dengan membawa KTP.

Program tersebut dipastikan berjalan mulai 1 Juni 2021 warga Sidoarjo tidak perlu lagi mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) ke kelurahan untuk jaminan biaya berobat ke rumah sakit.

Menurut Muhdlor suara-suara miring yang mendiskreditkan pemerintah terkait program yang dibiayai Pemkab Sidoarjo dengan dana APBD 2021 sebesar Rp 14 Miliar per bulan itu harus diluruskan dan diklarifikasi.

“Suara-suara jelek yang bilang kalau harus daftar ke Dinsos (Dinas-Sosial-red), nggak ada itu,” ucapnya. 

Dirinya menegaskan, warga Sidoarjo cukup membawa KTP saja saat ingin mendapatkan layanan pengobatan gratis tersebut di faskes yang telah ditetapkan. 

“Kalau sampai nggak dilayani, sebut namanya, Puskesmas mana, saya langsung datang. Kalau perlu saya ganti itu,” ancam bupati berusia 30 tahun itu.  

Muhdlor juga menolak pernyataan Sekda Sidoarjo, Ahmad Zaini yang menyebutkan perlu adanya petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) sebagai payung hukum pelaksanaan program ini. “Juklak apa? Juklak-juklik ta?,” ucapnya dengan nada sinis.**

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler